Pengertian Kompos: Proses Pengomposan, Manfaat & Jenis-Jenis

Netter.co.id – Pengertian Kompos! Salah satu pupuk organik buatan dihasilkan dari proses dekomposisi residu zat organik seperti tanaman dan hewan. Pengomposan dapat bersifat aerob, termasuk anaerobik dan oksigen, atau tanpa menggunakan oksigen terhadap prosesnya.

Pupuk kompos mengandung mineral yang baik untuk tanaman dan menambahkan zat organik ke tanah. Pupuk ini juga dapat diproduksi menggunakan bahan organik yang tersedia dengan biaya produksi rendah.

Dalam pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Kompos. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk… Simak sebagai berikut.

Pengertian Kompos

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) di Indonesia, Pengertian Kompos merupakan adanya suatu campuran pupuk yang mengandung bahan organik (seperti daun dan jerami yang rusak) dan kotoran pada hewan.

Pemahaman Wield (2014) tentang kompos adalah pupuk organik (organik) yang dapat dibuat dengan sengaja dari bahan organik hijau dan lainnya untuk mempercepat dalam sebuah proses dekomposisi.

Dekomposisi atau fermentasi bahan organik yang dihasilkan seperti residu hewan, tanaman, dan limbah organik lainnya dapat menghasilkan kompos yang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah.

Serta meningkatkan kehidupan mikroba terhadap tanah, meningkatkan kapasitas air tanah dan meningkatkan sifat-sifat tanah yang lainnya. Pupuk kompos mengandung mineral yang baik untuk tanaman dan menambahkan zat organik ke tanah.

Baca Juga :  Pengertian Listrik Arus Searah

Pupuk ini juga dapat diproduksi menggunakan bahan organik yang tersedia dengan biaya produksi rendah. Penggunaan limbah pertanian atau limbah organik untuk bahan baku pupuk menguntungkan jika tidak ada modal besar untuk diproduksi.

Proses Pengomposan

Pengertian Kompos

Komposisi adalah fraksi biologis dari bahan biologis suhu tinggi dengan produk pupuk akhir yang berguna untuk tanah dan lingkungannya. Pengomposan melibatkan proses biologis, karena mikroorganisme seperti bakteri dan jamur berperan aktif selama pengomposan (Unus 2002).

Pengomposan dapat terjadi secara alami dalam jangka waktu yang lama. Produksi dapat memakan waktu 1-1,5 bulan, 2-3 bulan dan bahkan 6-12 bulan tergantung pada bahan dari pabrikan.

Proses pengomposan terdiri dari bahan komposit konvensional dan akselerasi cepat. Komposisi konvensional memakan waktu 2-3 bulan, sedangkan pengomposan dalam proses pembuatan hanya membutuhkan waktu 3-5 minggu.

Proses pembuatannya melibatkan pengumpulan bahan organik, pencampuran bahan ke dalam unit menggunakan suhu dari 50 hingga 70 ° C dalam 2-3 hari dengan tujuan membunuh mikroorganisme patogen dan memecah bahan organik dengan mikroorganisme.

Dekomposisi atau proses terjadinya penguraian terhadap bahan organik terdiri dari tiga tahap, yakni:

  • Fase dekomposisi dan higiene pada tahap awal dekomposisi sangat intens, menyebabkan suhu tinggi jangka pendek dan perubahan organik yang dapat dengan mudah diubah menjadi senyawa lain.
  • Tahap transformasi dalam pengikatan kompleks tahap pematangan utama terbentuk dari bahan yang sulit untuk diubah menjadi tanah liat dan tanah lapisan atas; juga
  • Fase sintetis, fase ini adalah pematangan bahan dari mana pupuk dewasa dibuat.

Manfaat Kompos

Terdapat berbagai manfaat dalam kompos ini, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Kompos Bagi Tanah

Keuntungan utama terhadap kompos di tanah adalah meningkatkan kondisi fisik tanah dibandingkan dengan unsur hara meskipun kekurangan unsur hara. Kompos dapat berperan dalam menjaga fungsi tanah sehingga nutrisi di dalam tanah mudah diserap dengan tanaman.

Baca Juga :  Konversi Satuan: Pengertian, Macam-Macam dan Penjelasannya

2. Kompos Bagi Tanaman

Kompos yakni sangat berguna untuk proses penanaman. Kompos tidak hanya menyediakan nutrisi bagi tanaman, tetapi kompos juga meningkatkan struktur tanah dan lahan dan mempertahankan fungsi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

3. Menyediakan Unsur Hara Bagi Tanaman

Gula yang dibutuhkan dengan tanaman dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Makronutrien primer adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar misalnya Pospo (P), nitrogen (N), dan kalium (K). Makronutrien sekunder adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti magnesium (Mg), sulfur (S), dan kalsium (Ca).

4. Memperbaiki Struktur Tanah

Lantai yang baik adalah lantai granular atau lantai dengan ventilasi yang baik sehingga udara dan air dapat mengalir dengan baik. Tanah tanah adalah ketika butiran tanah tidak tertutup secara individual (berpasir) atau dipasang (tanah liat).

5. Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas kation (KTK) adalah sifat kimia yang terkait terhadap suatu kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi dapat memberikan lebih banyak nutrisi dari pada kurang dari KTK. Pupuk kompos dapat menghasilkan lebih banyak KTK dibandingkan pupuk organik.

6. Meningkatkan Kemampuan Tanah untuk Menahan Air

Tanah bercampur dengan bahan organik seperti kompos memiliki pori-pori dengan daya rekat yang lebih baik, sehingga kompos dapat mengikat dan menahan air di dalam tanah. Erosi air dapat dihindari secara langsung dengan kompos di tanah.

7. Meningkatkan Aktivitas Biologi Tanah

Ada mikroorganisme dalam kompos yang dapat bermanfaat bagi tanaman. Di situs, kompos akan membantu melestarikan kehidupan mikroorganisme.

Kehadiran kompos tidak hanya mengandung bakteri dan organisme yang membusuk, tetapi juga membuat tanah kering, tidak lembab dan tidak terlalu kering. Kondisi seperti itu diinginkan, yaitu melalui mikroorganisme.

Baca Juga :  1 Liter Berapa ml - Tangga Konver serta Cara Hitungnya dan Contoh Soalnya

Jenis-Jenis Kompos

Kompos yakni bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Dengan berbagai jenis kompos diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Kompos Cacing

Kompos Cacing adalah komposisi yang dibuat bekerja sama dengan mikroorganisme dan cacing tanah selama penguraian bahan organik. Kehadiran cacing tanah membantu menguraikan bahan organik, yang kemudian diperkenalkan kembali dengan mikroorganisme.

Kompos cacing juga disebut menuang. Pertumbuhan mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk tanaman, seperti fosfor, nitrogen, mineral dan vitamin. Selain itu, nilai C/N pemutus sirkuit kurang dari 20, hingga bisa digunakan sebagai pembuahan.

2. Kompos Bokashi

Kompos Bokashi ialah pupuk yang terbuat dari bahan organik, yang di produksi dengan teknologi Effective Microorganism 4 (EM4). Jenis-jenis mikroorganisme yang ditemukan dengan EM4 termasuk Lactobacillus sp., ragi, Actinomycetes, dan Streptomyces.

EM4 merupakan dalam suatu kultur campuran mikroorganisme dalam media cair yang mengandung zat organik dalam tanah dan limbah dan karenanya berguna untuk kesuburan tanah.

3. Kompos Bagase

Kompos adalah pupuk yang terbuat dari ampas tebu, yang terbuat dari limbah padat dari industri pabrik gula. Limbah ampas tebu memiliki potensi besar sebagai bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Limbah ampas tebu dapat diolah sebagai pupuk dan ditanam kembali di tanah untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tebu.

Akan tetapi, butuh waktu lama dalam proses pembuatan dan perlakuan khusus seperti penambahan mikroorganisme selulosa karena rasio C / N dari koper tersebut kurang lebih 220.

Baca Juga :

Demikianlah pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Kompos. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.