Netter.co.id kali ini akan membahas tentang Sejarah Lawang Sewu – Bangunan bersejarah di wilayah Indonesia, terletak di kota Semarang, Jawa Tengah. Penduduk setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan itu mempunyai banyak pintu.
Gedung Lawang Sewu dibangun pada tanggal 27 Februari 1904. Lawang Sewu memiliki letak di sebelah timur Tugu Muda Semarang atau di sudut Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran.
Pasti kalian mengenal dengan bangunan Lawang Sewu bukan? Dibalik megahnya bangunan ini, terdapat sejarah dan mitos dalam berdirinya lawang sewu. Untuk penjelasan selanjutnya, mari simak bersama.
Daftar Isi :
Mengenal Bangunan Lawang Sewu
Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah tua dari Belanda. Bangunan itu, yang dulu digunakan oleh pemerintah Belanda sebagai pusat perusahaan kereta api, sekarang menjadi salah satu tempat wisata paling populer di wilayah Semarang.
Nama Lawang Sewu yakni berasal dari bahasa Jawa yaitu “Lawang” artinya pintu, dan “Sewu” artinya seribu, jadi Lawang Sewu berarti bangunan yang mempunyai hingga seribu pintu.
Bahkan, dalam jumlah pintu tidak mencapai seribu yakni berdasarkan data, terdapat 342 pintu, tetapi karena ada begitu banyak angka, penduduk setempat menyebutnya seribu pintu.
Pintu itu bukan pintu yang murni, melainkan sebuah jendela. Karena bentuk jendelanya sangat lebar, banyak orang beranggapan bahwa itu adalah sebuah pintu. Lawang Sewu merupakan sebagai saksi bisu perang dalam Pahwalan Indonesia yakni telah melawan penjajah Belanda.
Sejarah Lawang Sewu
Gedung Lawang Sewu telah dibangun pada tanggal 27 Februari 1904 dengan nama yang berbeda dari Het hoofdkantor van de Nederlands-Spoorweg Maatschappij India (markas besar NIS). Awalnya, dalam sebuah kegiatan manajemen kantor yakni dilakukan di Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS).
Namun, dengan pesatnya perkembangan dalam jaringan kereta api, adanya sebuah peningkatan staf teknis dan staf administrasi sesuai dengan perkembangan manajemen kantor tidak sedikit.
Akibatnya, kantor NIS di stasiun NIS di Samarang tidak lagi memadai. Berbagai solusi diterapkan oleh NIS, termasuk penyewaan beberapa bangunan oleh perorangan sebagai solusi sementara yang pada kenyataannya ditambahkan secara tidak efisien.
Selain itu, stasiun Samarang NIS terletak di dekat rawa, sehingga aspek sanitasi dan kesehatan memainkan peran penting. Kemudian alternatif lain disarankan yakni pendirian kantor manajemen di lokasi baru.
Pilihan jatuh pada tanah yang pada saat itu berada di pinggir kota di sebelah kediaman penduduk. Memiliki letak yakni di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan menuju Kendal).
Masa Perjuangan Kemerdekaan
Lawang Sewu merupakan salah satu menjadi saksi bisu kegelapan era kolonial Belanda. Setelah ditinggalkan dengan NIS, pada bangunan ini sering digunakan sebagai penjara oleh penguasa kolonial Jepang dan Belanda.
Beberapa kamar di gedung ini bahkan telah dikonversi menjadi penjara penyiksaan. Namanya saja membuat rambutnya berdiri tegak, yaitu Penjara Stand, Penjara Jongkok, dan Ruang Penyiksaan.
Gedung Lawang Sewu dibangun pada tanggal 27 Februari 1904. Penduduk setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan itu mempunyai banyak pintu.
Asal Mula Cerita Mistis
Tidak mengherankan jika bangunan ini mempunyai ribuan kisah unsur mistik, melihat sejarah kelam Lawang Sewu.
Dimulai dengan Lawang Sewu sebagai penjara dan ruang siksaan bagi tahanan hingga perkelahian antara pejuang Jepang dan penjajah, di mana banyak orang terbunuh, penduduk Semarang menemui banyak peristiwa mistis di sore hari atau pada malam hari ketika mereka mengunjungi Lawang Sewu.
Selain itu, pengabaian bangunan Lawang Sewu menambah suasana suram Lawang Sewu. Cat tembok yang terkelupas, lantai yang kotor,dan kurangnya pencahayaan membuat rambut para pengunjung gedung ini bangkit.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang dapat kami sampaikan dengan jelas dan singkat yakni mengenai Sejarah Lawang Sewu. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.